konsep pemberdayaan ternak rakyat – masih draft, perlu masukan dari pembaca
Draft-1
Konsep Dasar Pemberdayaan
Ternak Rakyat:
Domba Antimiskin
A. Latar
Belakang
1. Ternak
rakyat meskipun dikelola secara tradisional dan dalam skala kecil, secara meyakinkan telah menjadi sumber penunjang ekonomi rakyat di pedesaan yang sangat penting. Ternak dijadikan tabungan hidup yang sangat likuid untuk keperluan-keperluan keluarga tani yang mendesak seperti biaya menyekolahkan
anak, perbaikan rumah, modah usaha pertanian dan lain sebagainya; 2. Ternak
telah mentradisi yang dipelihara secara sampingan dari kegiatan utama pertanian, dan memanfaatkan limbah pertanian atau hasil olah industri berbahan hasil pertanian/perkebunan sebagai sumber pakan;
3. Indonesia
masih kekurangan pasokan kebutuhan daging. Impor daging sapi dan domba masing, masing-masing sebesar…..sebuah tantangan dan kesempatan yang masih terbuka untuk dikembangkan;
4. Warga
miskin kebanyakan menyebar di daerah pedesaan
B. Masalah
1. Peternak
kurang memiliki pengetahuan dalam pengelolaan usaha dan pemeliharaan ternak yang benar
2. Ketersediaan
bibit ternak yang unggul sulit diperoleh
3. Kesulitan
permodalan
4. Petani
tidak memiliki organisasi usaha kolektif
C. Tujuan
Pemberdayaan ternak domba untuk
mengentaskan kemiskinan di pedesaan
D. Mengapa
Domba?
1. Domba
cocok untuk ekonomi rakyat yang umumnya tidak memiliki lahan luas; 2. Jangka
waktu panen domba termasuk sedang antara 8-12 bulan. Bandingkan dengan ternak sapi memerlukan waktu sedikitnya 17 bulan.
3. Domba
termasuk ruminasia sedang yang sangat produktif. Seekor domba bisa beranak dalam 24 bulan sebanyak 8 hingga 10 ekor. Jumlah itu dihasilkan dari 3 kali beranak, dan satu kali beranak dari anak pertama dalam periode 24 bulan 4. Domba
relatif mudah dipelihara dan tahan
penyakit, dibandingkan dengan kambing, dan tidak ada penyakit massal yang merugikan peternak
5. Domba
yang dipilih adalah domba Garut karena memiliki bobot yang cukup berat dibanding domba ekor tipis
E. Strategi
Pemberdayaan
Menggunakan
semacam “Sistem Kemitraan Inti Plasma”
yang dalam jangka panjang dipersiapkan menjadi koperasi ternak rakyat
1. Inti:
– penyediaan bibit indukan unggul (breeding stock)
– membantu sarana kandang
– melakukan dalam pengelolaan dan pemeliharaan kesehatan ternak
– membantu pemasaran produk hasil ternak
2. Plasma:
– pemeliharaan
ternak yang dititipkan oleh inti dengan sistem bagi hasil atau perolehan bergilir
penuh dengan tanggungan adopter
F. Model
Kemitraan
1. Kemitraan
perorangan
– Lokasi domisili plasma mitra relatif dekat
dengan kandang milik plasma antara 5-10 Km
– Plasma mitra menerima 4-8 ekor domba betina yang
telah bunting (dengan umur kebuntingan antara 2 minggu hingga 1 bulan) , dipelihara selama 8 bulan (5 bulan masa kehamilan dan 3 bulan masa laktasi) – Domba betina yang telah lepas masa laktasi akan
ditarik kembali oleh Inti dan diganti dengan domba betina yang telah bunting – Plasma mitra diberi kebebasan untuk menjual
hasil bagi hasil ternak domba, atau menjual kepada Plasma dengan harga standar pasar
– Plasma mitra bisa memutus kerjasama dengan
Inti bila sudah memiliki ternak sendiri
dan membentuk usaha kelompok/koperasi dengan mitra lain yang saling berdekatan – Inti melakukan pendidikan, pengelolaan dan
pemeliharaan kesehatan ternak
2. Mitra
kelompok
– Lokasi domisili plas ma mitra jauh dari kandang milik Inti, lebih dari 10 kilometer
– Plasma mitra dikelola secara berkelompok antara 5-10 orang dengan jumllah domba yang dipelihara antara 30-50 ekor – Ternak bisa dipelihara dalam kandang terpisah
milik mitra atau dikelola dalam satu lokasi kandang milik kelompok – Sistem pengelolaan dan pemeliharaan ternak
menjadi tanggung jawab kelompok yang dipimpin oleh ketua kelompok yang dipilih oleh mereka sendiri
– Inti menyediakan indukan betina dan pejantan
yang sudah siap berproduksi. Khusus pejantan dalam waktu tertentu akan ditarik oleh Inti dan diganti dengan pejantan baru untuk menghindari perkawinan sedarah (inbreeding) yang akan menurunkan
kualitas genetis ternak.
– Kelompok peternak yang sudah mandiri dapat
melepaskan diri dari Inti dan dikembangkan menjadi Inti baru untuk melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar
3. Partisispasi
Pihak Ketiga (Adopsi)
Pihak ketiga (perorangan atau
badan hukum) bisa berpartisipasi sebagai adopter ternak domba untuk warga miskin yang mau diberi modal domba (baik dalam sistem kemitraan perorangan atau kelompok), dengan sistem kerjasama:
a. Adopter
Murni
– Menyediakan ternak domba kepada plasma mitra
yang dipilih sendiri oleh adopter atau oleh Inti dan pengelolaan dan pemeliharaan kesehatan domba diserahkan sepenuhnya kepada Inti; – Adopter tidak mengharapkan bagi hasil, yaitu
hasil produksi plasma mitra 100 persen diserahkan kepada anggota mitra untuk dua kali periode masa produksi (4 tahun) dan indukan awal diputar pada mitra/kelompok baru dan seterusnya
b. Adopter
Bagi Hasil
– Menyediakan ternak domba kepada plasma mitra
yang dipilih sendiri oleh adopter atau oleh Inti dan pengelolaan dan pemeliharaan kesehatan domba diserahkan sepenuhnya kepada Inti; – Adopter sebagai investor sistem bagi hasil
(nilai prosentase pembagiannya tergantung kesepakatan);
– Atau Adopter mengharapkan pengembalian 100
persen dana kemitraannya dalam periode tertentu (2-4 tahun, tergantung kesepakatan) tanpa meminta perolehan bagi hasil
G. Analisa
Keuntungan Usaha
Hasil keuntungan usaha ternak ini dan
kontribusinya bagi pengentasan kemiskinan sedang tahap uji coba sehingga secara detil belum bisa disajikan. Analisa usaha ternak domba yang sudah tersedia dalam berbagai sumber selama ini kebanyakan adalah usaha penggemukan domba jantan, bukan usaha breeding yang
lengkap.
Tetapi secara sederhana dapat
diperhitungkan seorang ternak yang memelihara 4-8 ekor indukan bisa punya pendapatan di atas batas angka kemiskinan.
Dengan asumsi:
1. Seekor
induk domba betina bisa beranak 3 kali dalam 24 bulan dengan jumlah anak sebanyak 5.7 ekor dan 2 anak pertama akan melahirkan sekitar 3.7 ekor, jadi total 9.4 ekor.
2. Biaya
kandang dan lahan Rp 100 ribu/ekor/tahun
3. Biaya
produksi (pakan dan pemeliharaan) Rp 1.000-Rp1.200/ekor/bulan 4. Biaya
pengobatan (obat cacing, vitamin, antibiotik) Rp 7.000/ekor/tahun 5. Biaya
pembelian induk betina antara Rp 750
ribu – Rp 1 juta rupiah, Jantan Rp 1,5 – Rp 2 juta/ekor (rasio 30 betina: 1 ekor pejantan)
6. Harga
jual anakan umur 3 bulan (lepas sapih) hingga 12 bulan antara Rp 450 ribu – Rp 1.5 juta/ekor
7. Hasil
tambahan: kotoran ternak Rp 100/kg, dan bulu untuk bahan kain wol, pengisi kasur/bantal/matras/kursi jok dll)
H. Prospek Pemberdayaan Ternak Rakyat Secara
Nasional
1. Sistem
“Kemitraan Inti Plasma” ternak domba ini cocok untuk membangun peternakan nasional dengan basis peternakan rakyat yang tidak memiliki lahan luas/tidak tersedia padang savanna, dank arena itu sistem Kemitraan Inti Plasma hanya bisa dikembangkan secara mencar di berbagai daerah karena daya dukung ketersedian rumput lapangan (liar)
atau limpah pertanian/industry sangat terbatas;
2. Jenis
ternak tidak hanya domba bisa juga diaplikasi untuk kambing atau ruminasia lainnya
3. Sistem
ini juga bisa membangun solidaritas antara warga mampu dan tidak mampu untuk memperkuat ekonomi rakyat dengan penyertaan modal domba/ternak 4. Sistem
ini juga bisa menjadi entry point bagi pemberdayaan masyarakat dalam pengertian luas.
Bogor, 1 Juli 2011
Pengurus Legiun Domba, kelompok “Gerakan Pemberdayaan Ternak Rakyat”